Mitos (bahasa Yunani: μῦθος— mythos) atau mite (bahasa Belanda: mythe) adalah cerita prosa rakyat yang menceritakan kisah berlatar masa lampau, mengandung penafsiran tentang alam semesta dan keberadaan makhluk di dalamnya, serta dianggap benar-benar terjadi oleh yang empunya cerita atau penganutnya.
Dalam pengertian yang lebih luas, mitos dapat mengacu kepada cerita tradisional.[Pada umumnya mitos menceritakan terjadinya alam semesta, dunia dan para makhluk penghuninya, bentuk topografi, kisah para makhluk supranatural, dan sebagainya. Mitos dapat timbul sebagai catatan peristiwa sejarah yang terlalu dilebih-lebihkan, sebagai alegori atau personifikasi bagi fenomena alam, atau sebagai suatu penjelasan tentang ritual. Mereka disebarkan untuk menyampaikan pengalaman religius atau ideal, untuk membentuk model sifat-sifat tertentu, dan sebagai bahan ajaran dalam suatu komunitas.(Wikipedia)
Mitos yang ada di Indonesia
Jika Orang Jawa Menikah dengan Orang Sunda Dkan Tidak Langgeng
Pernikahan adalah hal yang sakral, dan sering sekali terdapat mitos-mitos yang kurang masuk akal di dalamnya. Salah satu contoh mitos yang cukup terkenal adalah mitos terkait dengan pernikahan antara Wanita Sunda dengan Pria Jawa.
Menurut mitos, apabila wanita Sunda menikah dengan Pria Jawa, maka pernikahannya tidak akan bertahan lama dan bisa berujung perceraian.
Asal usul larangan ini seperti banyak dikatakan orang adalah karena kekecewaan Orang Sunda terhadap Orang Jawa pada saat Perang Bubat.
Pada perang bubat tersebut, Kerajaan Padjajaran merasa dihina dan ditipu oleh Kerajaan Majapahit, dan saat perang itu terjadi banyak orang dari Kerajaan Padjajaran yang mati terbunuh termasuk pemimpin mereka.
Disebut perang bubat dikarenakan perang tersebut terjadi di Pesanggrahan Bubat. Perang tersebut dimenangkan oleh Majapahit dan mengakibatkan tewasnya seluruh armada Kerajaan Sunda.
Sumber rujukan yang menceritakan tentang perang bubat secara lengkap dan terperinci dapat kamu baca di Serat Pararaton, Kidung Sunda dan Kidung Sundayana yang asalnya dari Bali.
Kisah epik perang bubat, sebagian menyebutnya "pembantaian bubat" telah menjadi kisah turun temurun di Pulau Jawa. Kisah yang memilukan. Irirng-iringan pasukan kecil pengiring calon pengantin Pajajaran, Citra Resmi Dyah Pitloka berakhir tragis.
Terbunuhnya seluruh pasukan dan raja Pajajaran serta Putri pajajaran pun memilih mengakhiri hidupnya daripada diperbudak Hayam Wuruk, Raja Majapahit. Dengan kujang yang masih dipegang jasad ayahnya, Raja Pajajaran, Dyah Pitaloka mengambil kujang itu, lalu menikamkannya ke dada sang putri cantik Sunda pajajaran
Tragedi perang Bubat merusak hubungan kenegaraan antar kedua negara dan terus berlangsung hingga bertahun-tahun kemudian, hubungan Sunda-Majapahit tidak pernah pulih seperti sediakala.
Pangeran Niskalawastu Kancana — adik Putri Pitaloka yang tetap tinggal di istana Kawali dan tidak ikut ke Majapahit mengiringi keluarganya karena saat itu masih terlalu kecil — menjadi satu-satunya keturunan Raja yang masih hidup dan kemudian akan naik takhta menjadi Prabu Niskalawastu Kancana.
Kebijakan Prabu Niskala antara lain memutuskan hubungan diplomatik dengan Majapahit dan menerapkan isolasi terbatas dalam hubungan kenegaraan antar kedua kerajaan.
Akibat peristiwa ini pula, di kalangan kerabat Negeri Sunda diberlakukan peraturan larangan estri ti luaran , yang isinya di antaranya tidak boleh menikah dari luar lingkungan kerabat Sunda, atau sebagian lagi mengatakan tidak boleh menikah dengan pihak Majapahit. Peraturan ini kemudian ditafsirkan lebih luas sebagai larangan bagi orang Sunda untuk menikahi orang Jawa.
Mitos tetaplah mitos, tidak dapat dijadikan rujukan pasti. Jika memang pernikahan Wanita Sunda dan Pria Jawa akan berakhir singkat, maka penyebab yang lebih masuk akal adalah karena adanya perbedaan sifat dan pola pikir yang dimiliki keduanya.
Wanita Sunda cenderung dikenal memiliki sifat yang mengatakan segala sesuatu dengan apa adanya. Sifat ini yang sepertinya kurang sesuai dengan Pria Jawa, karena kebanyakan Orang Jawa cenderung mengatakan sesuatu secara implisit.
Sebaliknya, menurut Orang Jawa, seorang istri seharusnya memiliki sifat yang penurut, apalagi kepada suaminya. Karena inilah kemudian sering terjadi ketidakcocokan antara Wanita Sunda dan Pria Jawa. Tetapi tentu saja tidak semua pernikahan Wanita Sunda dan Pria Jawa akan berakhir perceraian, karena perbedaan pendapat dalam rumah tangga dialami oleh semua pasangan.
Demikianlah pengertian dan mitos yang ada di Indonesia. apapun itu Mitos belum tentu benar dan mitos juga memiliki kaitan erat dengan sejarah yang banyak kita tidak ketahui.
https://www.kaskus.co.id/thread/595329efdcd770200a8b4578/mitos-alasan-orang-sunda-tak-boleh-nikah-dengan-orang-jawa/
Jumat, 16 Maret 2018
MetodeIlmiah dan Non Ilmiah
Dan di sini saya akan membahas apa itu Metode Non Ilmiah ?
Metode non ilmiah merupakan suatu cara yang digunakan untuk memecahkan masalah. Namun dalam pemecahan masalah tersebut hanya berdasarkan pada pendapat atau anggapan dari para ahli pikir atau dari para penguasa yang dianggap benar. Padahal anggapan itu belum tentu dapat dibuktikan kebenarannya. Dan dalam metode non ilmiah terdapat 3 jenis metode :
v Prasangka adalahPengambilan keputusan berdasarkan keputusan yang belum mengetahui benar atau salahnya.
Contohnya, Kita pernah berperasangka buruk kepada temen/pacar bahkan keluarga kita padahal apa yg kita sangk belum tentu benar
v Intuisi adalah mengetahui sesuai tanpa menyadari bagaimana anda mengetahuinya. Ungkapannya masuk akal tetapi belum tentu dengan kenyataannya
Contohnya,saatkita mengambil keputusan yang sulit
v Coba-Ralat ( Trial & Error ) adalah Coba coba atau suatu hal lumrah untuk didapatkan.
Contohnya, Saat kita melakukan percobaan di loboratorium komputer, kita akan mempelajari rumus rumus atau kode kode komputer untuk menghasilkan folder atau beberapa file untuk dibuat tetapi rumus yang kita kerjakan terkadang salah dan terkadang benar, jika salah kita akan memperbaikinya sampai rumus itu benar dan akan menghasilkan folder atau file.
Langganan:
Postingan (Atom)